Dulohupa.id – Pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Gorontalo membenarkan sejumlah siswa kelas 10 tengah mabuk usai berpesta minuman keras (Miras) beralkohol di lingkungan sekolah pada Selasa (10/9/2024). Namun pihak sekolah menyebut tidak ada penganiayaan yang dilakukan siswanya.
Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) bidang kesiswaan SMKN 1 Gorontalo, Zulkarnain menjelaskan, sebelumnya pada Rabu kemarin pihak sekolah menggelar konferensi kasus dengan menghadirkan orang tua siswa yang terlibat. Awalnya para orang tua telah sepakat bahwa tidak ada unsur penganiayaan.
“Sewaktu di Polsek Kota Utara pada Rabu kemarin jam 9 pagi, orang tua semua menyampaikan tidak ada kasus pemukulan disitu. Kami menyampaikan tidak ada penganiayaan karena orang tua telah menyepakati hal tersebut,” ujar Zulkarnain kepada awak media, Kamis 912/9/2024).
Setelah kesepakatan itu, pihak sekolah baru mengetahui jika ada beberapa video viral yang memperlihatkan dugaan penganiayaan maupun perundungan terhadap seorang siswa.
“Jadi saat kami melakukan konferensi kasus, tidak ada penganiayaan. Setelah habis Magrib Rabu kemarin, kami mengetahui ada beberapa video yang viral,” ucap Zulkarnain.
Zulkarnain menegaskan, pihak sekolah tetap mengikuti prosedur yang dilakukan petugas kepolisian jika ada unsur penganiayan di tengah para siswa sedang mabuk.
“Jika ada pihak yang keberatan, silakan menempuh jalur hukum. Soal sanksi tetap ada, itu internal sekolah masih akan membahasnya. Ancaman sanksi itu bisa dikeluarkan dari sekolah,” tegas Zulkarnain.
Sementara Kapolsek Kota Utara Iptu Fredy Yasin mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman apakah ada unsur penganiayaan atau tidak. Ke empat siswa yang terlibat dalam video sudah diamankan.
“Empat siswa sudah diamankan, kami masih melakukan pendalaman untuk mengungkap motif dan peran dari masing-masing,” ujar Iptu Fredy.
Dari beberapa video yang beredar di media sosial, seorang siswa berinisial ARD diduga dipengaruhi alkohol mengalami muntah dan mulutnya berbusa. Beberapa rekannya berupaya menyadarkan ARD saat terkapar.
Namun tindakan teman-teman menyadarkan ARD dinilai tidak pantas karena ada pemukulan bahkan ARD disiram dengan air.
Hal ini membuat Yun Lamatenggo merupakan ibu ARD merasa keberatan dan melaporkan kejadian tersebut ke petugas kepolisian.
“Mohon maaf, saya terpaksa speak up kejadian kondisi anak saya saat ditemukan sudah tidak sadar di belakang sekolah,,, luar biasa kejamnya dunia pendidikan sekarang,” tulis Yun Lamatenggo dalam akun Facebooknya.
Reporter: Yayan