Scroll Untuk Lanjut Membaca
HEADLINEPERISTIWAPOHUWATO

Penambangan Emas Ilegal Cemari Air PDAM di Popayato, Ribuan Warga Terdampak

57
×

Penambangan Emas Ilegal Cemari Air PDAM di Popayato, Ribuan Warga Terdampak

Sebarkan artikel ini
Penambangan Ilegal Popayato
Sumber Air Bersih di Rumah Warga di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo yang Berubah Menjadi Lumpur Akibat Aktivitas Tambang Emas Ilegal.foto/Ist

Dulohupa.id – Ribuan masyarakat di Popayato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo terancam kehilangan sumber air bersih akibat aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah setempat.

Tentunya air bersih tersebut banyak digunakan oleh warga setempat untuk minum, dan MCK. Bahkan sumber air yang berasal dari pipa PDAM kini tercemar lumpur akibat aktivitas tambang emas ilegal dengan menggunakan ekscavator.

Afni Iskandar, salah satu pegawai di PDAM mengaku, warga di Kecamatan Popayato kini menghadapi ancaman krisis air bersih yang mengkhawatirkan. Pasalnya, sumber air utama yang berasal dari Desa Marisa, Kecamatan Popayato Timur, tercemar akibat ulah segelintir orang yang melakukan aktivitas pertambangan emas ilegal yang semakin tak terkendali. Dampak buruk ini dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya para pelanggan PDAM yang tersebar di berbagai wilayah Popayato.

“Kondisi sumber air di Desa Marisa sangat memprihatinkan. Akibat aktivitas tambang yang menggunakan alat berat (Excavator). Kualitas air yang masuk ke bak reservoir sudah berupa lumpur. Bahan kimia pengolahan air pun tidak mampu lagi mengatasi kondisi ini,” ungkap Afni Iskandar, Sabtu (30/11/2024).

Afni juga mengaku ada dua Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang terdampak. IPA di Popayato Induk, yang mendistribusikan air ke Desa Bunto, Maleo, Popayato Telaga, dan Telaga Biru menjadi yang paling parah terkena pencemaran. Pengolahan air bersumber langsung dari sungai Popayato tepat di belakang IPA, kondisi air disebut sudah tidak layak olah.

Berbeda dengan IPA di Desa Bumi Bahari yang mencakup wilayah Torosiaje serumpun. Yaitu, Desa Bumi Bahari, Torosiaje Darat, dan Torosiaje Laut kualitas airnya masih relatif aman. Hal ini disebabkan jalur pipa yang berbeda dari sumber air utama. Meski begitu, situasi ini tetap menjadi ancaman besar mengingat potensi pencemaran bisa meluas.

“Sementara masyarakat pelanggan yang aktif kurang lebih 1.800an yang juga ikut merasakan tercemarnya air yang disebabkan oleh pertambangan emas ilegal ini. Kami sudah berulang kali mengeluhkan ini ke Pemda (Pemerintah Daerah) dan DPRD Pohuwato. Namun disaat mereka turun, alat berat berhenti bekerja, saat mereka kembali, akitvitas tambang bekerja lagi,” ujarnya.

Melihat kondisi ini, Plt Direktur PDAM disebut sudah memerintahkan penghentian sementara distribusi air untuk mencegah kerusakan alat dan potensi penyebaran penyakit.

“Baru ujung-ujungnya masyarakat tidak mau tau faktor air tercemar ini, mereka tau ini adalah kesalahan PDAM. Kemudian kepolisian, pemerintah daerah dan DPRD juga tidak ada upaya untuk menghentikan kegiatan pertambangan, padahal ini mencakup orang banyak, nanti sudah ada korban baru bertindak,” ucap Afni.

Reporter: Hendrik Gani