Dulohupa.id- Sejumlah orang tua siswa di Kabupaten Gorontalo, terus mengeluhkan sistem pembelajaran daring. Selain karena tidak mampu mengontrol anak-anak, juga karena sulitnya fasilitas pembelajaran daring.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah setempat lantas mulai melakukan uji coba pembelajaran luring di sejumlah sekolah, salah satunya di SDN 7 Tilango, Kabupaten Gorontalo.
Namun karena masih dalam masa pandemi COVID-19, kepada dulohupa.id Kepala Sekolah SDN 7 Tilango, Ronal Abdini menjelaskan, bahwa praktik uji coba dilakukan dengan seketat mungkin menerapkan protokol kesehatan (protkes).
Sebelum masuk siswa diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan, serta menjaga jarak saat berada di dalam kelas. Selain itu,untuk menghindari kerumunan siswa, pihak sekolah membagi jadwal masuk menjadi dua kali, yakni jadwal pagi dan siang hari.
Ronal pun menjelaskan, bahwa mekanisme tersebut telah mendapat persetujuan dari dinas pendidikan dan orang tua. “Untuk kabupaten Gorontalo berdasarkan hasil penilaian dari Dikbud (dinas pendidikan dan kebudayaan) Kabupaten Gorontalo, sudah banyak keluhan dari orang tua bahwa anak anak ini sudah mulai bermain di tempat tempat umum seperti pasar terminal dengan tidak memperhatikan protokol kesehatan,” ungkap Ronal, Rabu (3/2).
Tidak hanya sulitnya mengontrol anak-anak, Ronal pun juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring membutuhkan fasilitas, salah satunya smartphone.
“Kalau pembelajaran daring kemarin itu, sangat bermasalah untuk orang tua. Yang pertama mereka tidak memiliki hp android. Alasan mereka (orang tua), sedangkan beli makanan beras atau ikan saja susah, apalagi beli hp atau pulsa. Meskipun ada bantuan uang pulsa dari Kemendikbud, tapi kalau tidak ada HP, kan sama saja,” tutup Ronal.
Reporter: Abdi