Scroll Untuk Lanjut Membaca
HEADLINEPERISTIWA

Cerita Suami Sri Meyske, Punya Firasat Sebelum Pesawat Jatuh di Gorontalo

4089
×

Cerita Suami Sri Meyske, Punya Firasat Sebelum Pesawat Jatuh di Gorontalo

Sebarkan artikel ini
Jatuh Pesawat
Fandi Ahmad, Suami Sri Meyske Male yang menjadi korban peswat jatuh di Pohuwato, Gorontalo. Foto/Dulohupa

Dulohupa.id – Peristiwa kecelakaan pesawat SAM AIR yang jatuh di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Salah satunya pihak keluarga dari korban Sri Meyske Male.

Jenazah Sri Meyske telah dimakamkan di pekuburan keluarga di Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Senin (21/10/2024) pagi. Tangisan haru pun menyelimuti proses pemakaman tersebut.

Usai pemakaman almarhumah, Fandi Ahmad, suami korban mengaku punya firasat sebelum peristiwa naas itu terjadi.

Fandi menceritakan, sebenarnya Sri Meyke sudah punya jadwal penerbangan menuju Palu, Sulawesi Tengah pada Kamis 17 Oktober 2024 Lalu, tapi dibatalkan pihak Maskapai.

“Kebetulan istri saya ini ingin sekali berangkat. Saya sudah kasih liat pesan Whatsaap dari agen travel ada penundaan keberangkatan, tapi dia justru marah-marah karena dia sudah beli kue, beli pia. Memang dia mau paksa secepatnya berangkat,” ungkap Fandi kepada awak media.

“Lalu saya bilang ke dia, nanti agen kasih informasi lagi kalau sudah ada penerbangan lagi. Tapi dua hari kemudian, istri saya tiba-tiba dapat informasi ada penerbangan di hari Minggu dan Senin. Terus dipilih jadwal penerbangan hari Minggu dan uangnya saya transfer,” sambungnya.

Baca Juga: Sri Meyke Korban Pesawat Jatuh Dimakamkan, Tinggalkan 3 Anak, 1 masih Balita

Lanjut Fandi, Sri Meyske ingin pulang ke Palu karena memang pasangan suami istri dan anak-anaknya lama tinggal di Palu. Kemudian Sri Meyske memutuskan balik lagi untuk tinggal di Gorontalo.

“Anak-anak disini (Gorontalo), dia sendiri mau berangkat,” ujar Fandi.

Fandi juga mengaku setiap hari ia dan istrinya selalu video call karena sudah berhubungan jarak jauh. Fandi diketahui bekerja di Palu sebagai seorang petugas bagian jaringan PLN.

“Jadi Setiap hari menelepon, di mulutnya itu selalu bilang ingin pulang, mama mau pulang ke Palu,” imbuhya.

Fandi menambahkan dapat informasi kecelakaan pesawat saat ia menunggu istrinya akan tiba di Bandara Palu. Namun ia tiba-tiba mendapat kabar dari keluarga di Tamalate bahwa ada kecelakaan pesawat SAM air yang ditumpangi Sri Meyske.

“Jam setengah delapan, saya sudah tunggu di kantor, tapi tetap tidak ada. Sehingga saya mandi dan ganti baju dan pergi ke Bandara. Saya tiba di bandara, saya terus menunggu telepon. Saat telepon bunyi, ternyata yang telepon keluarga di Gorontalo dan mengatakan pesawat jatuh. Saya kaget dan bilang jangan baku seduh,” ungkap Fandi.

“Seandainya saja saya kerja di Gorontalo, saya akan bersama dengan istri dan anak-anak. Nongkrong sama-sama. Semoga musibah ini ada hikmahnya,” pungkasya.

Kini kepergian Sri Meyke meninggalkan duka mendalam bagi pihak keluarga. Korban meninggalkan 3 anak, masing-masing Nurul Putri Mifani Ahmad (14 tahun), Muhamad Fahri Ahmad (7 tahun) dan Naura Ahmad yang masih berusia 1 tahun 3 bulan.

Kronologis kecelakaan

Kepala bagian humas, Direktorat Jendral perhubungan Udara, Mohammad Khusnu menjelaskan, pada tanggal 20 Oktober 2024, sebuah pesawat perintis milik PT. SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMH (DHC6) mengalami kecelakaan di Bandara Panua, Pohuwato. Pesawat tersebut sedang melayani rute dari Bandara Djalaluddin, Gorontalo, menuju Bandara Panua, Pohuwato.

Pesawat dipiloti oleh Capt. M. Saefurubi A dengan First Officer M. Arthur V. G serta seorang teknisi bernama Budijanto. Selain awak pesawat, ada satu penumpang bernama Sri Meyke Male.

Kronologi kejadian menunjukkan bahwa pesawat PK-SMH lepas landas dari Bandara Gorontalo pada pukul 07:03 WITA, dengan perkiraan waktu tiba (ETA) pada pukul 07:33 WITA dalam kondisi cuaca berawan.

Pesawat melakukan prosedur pendaratan melalui runway 27 dan melakukan go arround dengan belokan ke kiri pada menit ke 07.35 pada saat itulah pesawat jatuh didaerah tambak/empang yang jaraknya kurang lebih 300 meter sisi selatan runway.

Kecelakaan ini mengakibatkan Pilot, First Officer, Teknisi, dan 1 org penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian dan semua korban dievakuasi ke Puskesmas Motolohu Pohuwato.

Hasil Identifikasi awal Kondisi Korban

Empat jenazah korban pesawat ATR SAM AIR yang jatuh di sekitaran lokasi Bandara Panua Pohuwato ditemukan tubuhnya masih utuh. Hal ini disamapaikan Dokter Spesialis Rumah Sakit Bumi Panua (RSBP) Pohuwato, Dr. Dian Tambunan usai melakukan identifikasi awal tubuh korban.

Empat korban meninggal diduga terhimpit badan pesawat saat membentur permukaan tanah.

Dr Dian mengungkapkan, empat jenazah memang teridentifikasi ada beberapa bagian tubuh yang mengalami luka berat hingga patah tulang.

“Alhamdulillah utuh, tapi ada patah tulang kemungkinan kena benturan ” ujarnya.

Dr Dian Tambunan juga mengatakan korban pesawat jatuh tidak mengalami luka bakar.

“Yang pastinya utuh. Nanti kita tunggu rilis resminya dari pihak kepolisian terkait keadaan korban. Menurut pihak manifestasi dan boleh ditanyakan kepada pihak bandara. Yang jelas kita terima disini dalam keadaan utuh,” singkatnya.

Reporter: Enda