Scroll Untuk Lanjut Membaca
INFO COVID-19NASIONAL

Soal Vaksin COVID-19, Jubir: Bukan Mencegah Penularan COVID-19

63
×

Soal Vaksin COVID-19, Jubir: Bukan Mencegah Penularan COVID-19

Sebarkan artikel ini
Seorang vaksinolog mengungkapkan jika Pemerintah Indonesia sudah siap menghadapi vaksinasi COVID-19. Menurutnya, Indonesia telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok, termasuk vaksin COVID-19 yang sedang ditunggu-tunggu.

Dulohupa.id- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa vaksin COVID-19 bukan mencegah penularan COVID-19. Sebab, fungsi utama vaksin ini sendiri kata Nadia, hanya untuk mencegah seseorang menjadi sakit karena COVID-19. Artinya, Artinya, meski telah divaksin, tetap ada risiko tertular.

“Jadi vaksin itu mencegah kita menjadi sakit, bukan mencegah kita menjadi tertular,” kata Nadiayang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, Jumat (29/1).

Kata Nadia, jika ada yang telah mendapat vaksinasi COVID-19, namun masih tertular. Bisa jadi karena saat divaksin, ia telah terpapar pada beberapa hari sebelumnya. Sementara masa inkubasi penularan virus SARS-CoV-2 adalah 14 hari.

“Jadi bisa saja dia sudah terpapar, tapi belum ada gejala, sehingga tidak dilakukan pemeriksaan ataupun belum diketahui bahwa dia sudah positif Covid-19,” katanya.

Ia pun membeberkan, bahwa hasil uji klinis di Bandung, ada tujuh orang yang sudah divaksin tetapi kemudian mereka juga terinfeksi Covid-19. Itu menunjukkan bahwa ketujuh orang tersebut telah terinfeksi terlebih dahulu sebelumnya akhirnya mendapatkan vaksinasi.

Lebih lanjut kata Nadia, vaksin sendiri membutuhkan waktu untuk dapat membentuk kekebalan tubuh. Jadi bukan berarti setelah menerima vaksin, lantas orang tersebut telah kebal dari virus COVID-19.

“Jadi tidak bisa satu kali suntik kemudian dia menjadi kebal terhadap virus SARS-CoV-2. Kemungkinan tertular itu ada. Tapi kalau pun kita tertular, ada kemungkinan kita tidak menjadi sakit dengan adanya vaksin. Ada kemungkinan kita tidak menjadi sakit, ataupun sakitnya itu tidak menjadi berat,” tutup Nadia.

Redaksi