Dulohupa.id – Pesta seni panen padi Maa Ledungga kembali di gelar untuk yang ketiga kalinya di Desa Huntu, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Kegiatan yang rutin dilaksanakan tiap tahun ini merupakan sebuah inisiasi yang dilakukan oleh kelompok pemuda dan masyarakat yang tergabung dalam Huntu Art Distrik (Hartdisk) dan TUPALO dengan tujuan menjadikan kegiatan ini sebagai wadah untuk para Perupa atau penggiat kesenian lainnya.
“Jadi pesta seni panen Padi atau Maa Ledungga ini sebnarnya sudah sejak 2018, Awalnya kita hanya sering ikut di kegiatan Pestival Danau Limboto, tapi pada 2018 lalu masyarakat Desa Huntu mulai bertanya kenapa kita tidak buat Kegiatan seperti itu disini saja. Nah sejak itu kita mulai buat Pentas Seni Panen Padi (Maa Ledungga) ini Di Desa Huntu, yang pertama itu di Tahun 2018, yang kedua tahun 2019, dan yang ketiga itu yang alhamdulillah bisa kita laksanakan Tahun ini”. Ungkap Awal salah satu penggerak Komunitas Huntu Art Distrik.
Kegiatan yang telah dilaksanakan sejak 20 Oktober hingga 31Oktober 2022 melibatkan kaum Tani dan juga kelompok-Kelompok pemuda Gorontalo yang bersama-bersama dalam pelaksanaan Maa Ledungga. Diantaranya Komunitas Gusdurian Gorontalo dan Institute For Humanities and Development Studies (INHIDES).
“Untuk pelaksanaan Maa Ledungga tahun ini, kita rangkaian dengan beberapa kegiatan lain yang berkolaborasi dengan Komunitas atau kelompok-Kelompok pemuda yang ada di Gorontalo. Jadi ada kegiatan pameran seni rupa, membuat Mural Dirumah-rumah warga, Diskusi persoalan masalah pertanian dan nanti juga akan ada pidato kebudayaan dan live Musik”. Tambah Awal.
Sebagai bentuk keperihatinan atas banyaknya persoalan dalam bidang pertanian, Gusdurian Gorontalo mengambil peran dengan melaksanakan Diskusi Sebagai rangkaian dalam pesta seni panen padi Maa Ledungga.
Arif salah satu penggerak Gusdurian Gorontalo menyebutkan bahwa ada dua kegiatan diskusi yang dilaksanakan selama gelaran Maa Ledungga, pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2022, dengan mengangkat Tema “Antara Teknologi dan Kearifan Kaum Tani” yang menghadirkan narasumber Yowan Tamu (sosiolog UNG) dan Jimi Monoarfa (petani). s
Sedangkan diskusi kedua dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2022 dengan Tema “membicarakan Kaum Tani Dalam jeratan Industrialisasi pertanian” dengan narasumber Dianto Bachriadi (peneliti Senior Agrarian Resource Center) dan Rudy Adam (petani).
“Sengaja dalam diskusi ini kita hadirkan para kaum tani, karena tidak ada guna bicara petani tapi tidak ada petaninya. Makanya kita ingin menjawab isu representasi itu. Kami juga berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan persoalan pertanian, bahkan bukan hanya persoalan hasil tapi kami berharap pemerintah mampu menjawab permasalahan yang di hadapi oleh kaum tani saat ini”. Ujar Arif.
“Kedepan kita berharap kegiatan ini bisa lebih besar, besar dalam artian Kolaborasi yang semakin banyak. Baik itu dari teman-teman mahasiswa, kelompok atau Komunitas pemuda yang ada di Gorontalo bahkan sampai para petani yang ada di Gorontalo sendiri”. Tutup Awal saat diwawancarai.