Scroll Untuk Lanjut Membaca
HEADLINEKESEHATANPEMPROV GORONTALO

Penyebaran Wabah Leptospirosis di Gorontalo Meningkat hingga 57 Kasus dengan 4 Kematian

131
×

Penyebaran Wabah Leptospirosis di Gorontalo Meningkat hingga 57 Kasus dengan 4 Kematian

Sebarkan artikel ini
Wabah Leptospirosis
Pemeriksaan warga untuk mengidentifikasi terkena virus Leptospirosis oleh Dinas kesehatan Provinsi Gorontalo. Foto/Dulohupa

Dulohupa.id – Penyebaran wabah virus Leptospirosis di Gorontalo mengalami peningkatan, hingga kini mencapai 57 kasus positif dengan 4 kasus kematian.

Wabah penyakit atau virus Leptospirosis merupakan wabah ditularkan oleh urin dan kotoran tikus yang terkontaminasi dengan mukosa atau pori pori maupun bagian tubuh yang terbuka, seperti luka, mulut, maupun mata. Leptospirosis sendiri merupakan wabah yang pertama kali menyebar di Gorontalo, yakni diperkirakan sejak bulan Juni 2024 kemarin.

Kepala bidang pencegahan, pengendalian penyakit atau P2P Dinas kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Jeane Dalie mengungkapkan kasus penyebaran wabah Leptospirosis di Gorontalo kini mengalami peningkatan meski tidak signifikan. Hingga saat ini, wabah Leptospirosis di Gorontalo telah mencapai 57 kasus positif dengan 4 kasus kematian, dari yang sebelumnya hanya berjumlah 53 kasus positif. Kasus Leptospirosis ini pun kini telah ditetapkan status kejadian luar biasa atau KLB.

“Untuk kasus Leptospirosis dari kemarin yang dilaporkan ada sekitar 53 kasus positif, kemarin sudah bertambah lagi menjadi 57. Jadi yang baru dilaporkan itu, kasus pertama masuk di rumah sakit Otanaha dan yang 3 kasus lagi adalah laporan dari Lapas Kota Gorontalo. Itu dilakukan screaning karena memiliki gejala yang menunjukkan ke Leptospirosis,” Ujar Kabid P2P Dinkes Provinsi Gorontalo, dr. Jeane Dalie.

Sampel Tikus
Petugas Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo saat menguji sampel tikus untuk mengidentifikasi wabah virus Leptospirosi. Foto/Dulohupa