Dulohupa.id – Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) mulai keluhkan pemadaman listrik yang yang sering terjadi di daerah itu.
Pemadaman listrik yang kerap terjadi di wilayah tersebut kemudian dinilai mengganggu aktivitas di lingkungan perkantoran pemerintahan dan aktivitas masyarakat.
Bukan hanya aktivitas pemerintahan saja, aktivitas sehari-hari masyarakat juga ikut tertunda akibat pemadaman listrik. Salah seorang warga Desa Kombutokan, Kecamatan Totikum (Bangkep), Mardia S Noho yang memiliki usaha pencucian pakaian (laundry) cukup resah dengan kondisi yang ada.
Menurut Mardia, dirinya harus kerja ekstra mencuci pakaian pelanggan, mengingat listrik yang sekarang dalam keadaan tak stabil.
“Iya, jadi saya harus kerja cepat cuci pakaiannya pelanggan, karena kalau lama kerjanya nanti keburu lampunya mati (padam),” ujar Mardia beberapa waktu lalu.
Kata Mardia, dengan seringnya terjadi pemadaman listrik, beberapa kali pakaian yang akan dicucinya harus tertunda akibat listrik di desa tersebut padam.
Sementara itu, hal senada pun turut menjadi keresahan Muhammad Saleh Gasin yang merupakan seorang praktisi di bidang hukum (advokat). Dirinya mengungkapkan bahwa kejadian pemadaman listrik yang terjadi juga berimbas pada kerjanya.
Menurutnya, fenomena padamnya listrik tersebut bukan baru kali ini, melainkan telah terjadi beberapa bulan kebelakang.
“Yang menjadi persoalan, kondisi sekarang pihak PLN itu mengeluarkan jadwal, kemudian jadwal yang mereka keluarkan itu tidak sesuai (dengan kondisi di lapangan),” ucap Saleh kepada Dulohupa, Minggu (06/10/2024).
Bahkan dari pengakuan Saleh (warga asal Desa Sakay), pada hari Minggu ini saja sudah yang ketiga kalinya terjadi pemadaman di kampungnya.
Dirinya mengatakan bahwa dalam melakukan rutinitas kerjanya pun harus tertunda akibat listrik yang sering kali padam.
“Bahkan dari segi penanganan dan pendampingan hukum saja dan lain sebagainya, kami sering kali tidak jadi melakukan pendampingan. Karena apa?, karena mati lampu,” pungkasnya.
Saat ini warga mulai resah dan marah akibat jadwal pemadaman listrik yang diedarkan kepada masyarakat tidak sesuai dengan yang ada di lapangan.
“Di Desa Sakai itu, minggu ini hanya satu hari menyala full, selebihnya itu mati-mati,” keluhnya.
Tak hanya kondisi dilapangan, Saleh juga turut menyorot soal penyebaran informasi jadwal pemadaman listrik dari pihak PLN ke masyarakat, yang dianggapnya tidak menyeluruh sampai ke masyarakat, melainkan sebatas ke pihak-pihak tertentu saja.
“Terkait jadwal juga ini ada permasalahan. Jadwal ini beredar sama kalangan-kalangan tertentu,” beber Saleh.
Menurutnya, seharusnya pihak PLN dapat menyebarkan informasi pemadaman listrik bergilir ke masyarakat melalui media sosial, semisal Facebook ataupun grup-grup WhatsApp.
“Sehingganya kalau ada jadwal baru yang keluar tentang pemadaman itu di publikasikan ke masyarakat. Sehingganya tersebar bagus ke masyarakat,” imbuh Saleh.
“Nah ini, ini tidak ada. Facebook-nya pun tidak ada, untuk secara kontinyu menyampaikan mengenai jadwal itu,” lanjutnya.
Bahkan ironisnya, Saleh mengaku bahwa dirinya baru mendapatkan jadwal pemadaman listrik bergilir nanti harus mencari atau meminta kepada para pemangku-pemangku kepentingan di lingkungan tersebut secara diam-diam.
Reporter: Yayan