Siang itu (Senin, 24/2/2025), ruang kerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang tidak terlalu luas penuh sesak. Dua puluh kursi yang biasanya digunakan untuk menerima tamu, kini dipenuhi mahasiswa.
Amran duduk diantara mereka. Deretan kursi tambahan yang disediakan di belakang kursi-kursi tamu tersebut juga dipenuhi mahasiswa dan beberapa pejabat Kementerian Pertanian. Beberapa staf yang tidak kebagian kursi rela berdiri demi menyaksikan momen langka ini. Sebagian lainnya tidak bisa masuk karena ruangan sudah penuh.
Para mahasiswa ini adalah utusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ada lebih dari 30 mahasiswa.
Mereka sebelumnya menjadi peserta Forum Diskusi Kementerian Pertanian dengan Perguruan Tinggi di Auditorium Kementan yang dihadiri Menristekdikti dan pengurus perguruan tinggi negeri dari seluruh Indonesia. Setelah acara usai, Menteri Amran mengajak para mahasiswa berdialog langsung di ruang kerjanya.
Debat Panas tentang Kesejahteraan Petani
“Silakan bertanya setajam-tajamnya dan sekritis-kritisnya. Saya akan jawab,” tantang Menteri Amran Sulaiman, yang juga Dosen Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Shabbarin Syakur, dari BEM Fakultas Pertanian Universitas Andalas, langsung mengajukan kritik tajam. Menurutnya, di saat pemerintah gencar mengejar swasembada pangan, banyak petani di Sumatera Barat justru kesulitan memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri.
“Ini bukan opini saya, Pak. Ini berdasarkan data BPS,” ujarnya dengan penuh semangat. Mahasiswa lain bertepuk tangan.