Dulohupa.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi Sulawesi Utara-Gorontalo (Sulut-Go) menyebut bea cukai tebang pilih dalam penyitaan rokok ilegal di Gorontalo.
Ketua Bidang Hukum, Pertahanan dan Kemanan HMI Badko Sulut-Go, Harun Alulu menjelaskan, bea cukai telah menyita 490.820 batang rokok dalam 79 kasus selama 2023-2024.
Belum lama, Bea cukai menyita 201.400 batang rokok ilegal di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Jika di totalkan ada 208.680 batang rokok tak berizin, hasil sitaan selama 02 hingga 05 Desember 2024 kemarin.
“Kita memiliki bukti kok dari hasil advokasi kita selama beberapa bulan belakangan ini, di seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo beredar rokok illegal ini. Kenapa hanya di wilayah Kabupaten Gorontalo yang disita? ada apa?,” ujar Harun kepada Dulohupa, Selasa (10/12/2024).
Bagi HMI Badko Sulut-Gorontalo, langkah pelaksanaan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto untuk menyelamatkan dan melindungi penerimaan negara dari sektor cukai sepertinya tidak akan terwujud, khusus di Provinsi Gorontalo.
Hal ini, berhasil dikaji secara mendalam serta memikirkan pendapatan negara dan bahkan pendapatan daerah di Provinsi Gorontalo.
Padahal kata Harun, peredaran rokok illegal ini melanggar Undang-undang No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai. Jika didapati akan dijerat dengan sanksi hukum, termasuk pidana.
“Ya konsekuensinya sudah jelas di dalam peraturan perundang-undangan. Jadi, jika melakukan hal tersebut jangan tebang pilih,” ucapnya.
Ditambahkannya, membayangkan kerugian negara yang ditetapkan oleh Bea Cukai di dalam menggagalkan baru-baru ini senilai Rp.317.827.900, jika hal tersebut masuk di dalam pendapatan negara dan khususnya pendapatan daerah Gorontalo akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Gorontalo.
