Scroll Untuk Lanjut Membaca
AdvertorialPEMKOT GORONTALO

Harga Cabai Mahal Sebabkan Inflasi Meningkat di Kota Gorontalo

102
×

Harga Cabai Mahal Sebabkan Inflasi Meningkat di Kota Gorontalo

Sebarkan artikel ini
Harga Cabai Mahal
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha saat meninjau oprasi pasar atau gerakan pangan murah. Foto: Kris/Dulohupa

Dulohupa.id – Kenaikan harga komoditas bahan pangan cabai rawit memberikan pengaruh pada peningkatan angka inflasi di Kota Gorontalo.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah komoditas bahan pangan di Gorontalo terus mengalami lonjakan harga. Komoditas cabai rawit merupakan salah satu bahan pangan yang saat ini terus mengalami lonjakan harga dipasar tradisional Kota Gorontalo.

Kebutuhan akan bahan pangan cabai rawit dalam kehidupan sehari-hari membuat masyarakat harus tetap membeli dengan harga yang sangat mencekik. Masyarakat terpaksa harus mengurangi penggunaan cabai.

Sebelumnya, Dinas Pangan Kota Gorontalo menyebutkan bahwa kenaikan harga cabai di Kota Gorontalo diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni dampak kemarau panjang dalam beberapa bulan terakhir serta pasokan cabai yang kurang akibat banyaknya permintaan luar daerah.

“Jelang perayaan natal dan tahun baru ini memang membuat inflasi naik, sehingga bantuan pangan non tunai menjadi salah satu upaya dalam rangka mengatasi lonjakan harga yang mengakibatkan naiknya inflasi di Kota Gorontalo,” Jelas Wali Kota Gorontalo, Marten Taha.

Baca Juga: Harga Cabai di Gorontalo Meroket, Tembus Rp140 Ribu Per Kg

Selain itu, Marten juga mengungkapkan bahwa untuk mengatasi inflasi, pemerintah Kota Gorontalo akan bekerjasama dengan pemerintah provinsi Gorontalo untuk menggelar oprasi pasar atau gerakan pangan murah.

“Minggu depan kami akan menggelar gerakan pangan murah yang disubsidi oleh pemerintah Provinsi dan dipusatkan di Kota Gorontalo. Itu bisa membantu daya beli masyarakat karena memang saat ini harga beras mahal, cabai rawit juga mahal dan harga kebutuhan lain juga mulai naik. Sehingga kondisi itu tentu membuat masyarakat mulai kesulitan dalam mendapatkan bahan pangan yang menjadi kebutuhan pokok,” Ujar Marten.

Reporter: Kris