Jakarta – Partai Demokrat resmi hengkang dari Koalisi Perubahan Persatuan (KPP) dan mencabut dukungan dari Calon Presiden Anies Baswedan.
“Partai Demokrat tidak lagi berada di Koalisi Perubahan Persatuan,” kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng, Jumat (1/9/2023).
Andi mengatakan ada pengingkaran yang dilakukan dalam KPP. Andi belum menjelaskan ke mana Demokrat berlabuh.
“Pengingkaran terhadap kesepakatan yang dibangun selama ini,” ucapnya.
Anies bakal berduet dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). PKB menyatakan telah menerima tawaran NasDem soal duet Anies-Cak Imin. Sementara itu, PKS tetap mendukung Anies.
Sementara Partai Demokrat menyebut bakal calon presiden Anies Baswedan sebagai pengkhianat, sebab telah berbohong dengan para pimpinan partai politik pengusungnya soal pilihan calon wakil presiden (cawapres).
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan Anies secara berurutan telah bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada akhir pekan lalu.
Menurut Riefky, Anies sudah menyatakan akan memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi cawapresnya di Pilpres 2024.
“Bahkan, capres Anies menuliskan keputusannya itu dalam bentuk surat tulisan tangan yang ditandatangani, kepada Ketum AHY pada tanggal 25 Agustus 2023 [enam hari yang lalu]. Inti dari surat tersebut ialah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia untuk menjadi cawapresnya,” ujar Riefky.