Dulohupa.id – Banjir menerjang lahan perkebunan Holtikultura milik petani di Desa Tilote, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, Jumat (24/1/2025). Akibatnya panen lebih awal dilakukan terutama para petani sayuran.
Seperti dialami Anton Puyo yang mengaku banjir membuat sebagian besar tanaman seledri miliknya terpaksa dipanen belum waktunya. Biasanya seledri bisa dipanen berbulan-bulan, tapi adanya banijir, kini daun dan batangnya langsung dicabut.
Sebagian besar seledri yang ditanam di lahan setengah hektar tersebut, rusak tak bisa dijual. Bahkan bibit seledri yang sudah ditanam dibiarkan terendam banjir.
Meskipun ada yang bisa dijual, tak bisa mengembalikan modal awal menanam seledri serta pembuatan bedengan tanah. Ia mengaku alami kerugian besar setelah direndam banjir akibat hujan deras, ditambah air kiriman dari luapan danau Limboto.
“Sudah begini keadaannya, belum sempat panen. Panennya cuman begini di air. Kalau seledri ini bisa dipanen berbulan-bulan, kalau daunnya sudah tua dipanen. Tapi terpaksa banjir begini, dicabut. Sebenarnya panen seledri ini, tidak dicabut seperti ini, cuman karena banjir terpaksa dicabut,” ujar Anton.
“Insya allah bisa terjual kalau tidak busuk akar dan daunnya karena sudah tidak bisa dilihat lagi karena sudah terendam, sudah tenggelam semua. Kalau biaya awalnya satu bedeng tanah itu bisa samapai tiga jutaan. Banyak kerugiannya karena seledri perlu biaya banyak. Kami rugi di tahun 2024 banjir lalu sampai masuk 2025,” sambungnya.