Scroll Untuk Lanjut Membaca
PEMKAB GORONTALOPERISTIWA

Sekolah di Kabupaten Gorontalo Batal Dibuka, Ini Penyebabnya

59
×

Sekolah di Kabupaten Gorontalo Batal Dibuka, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi anak sekolah (foto diambil sebelum pandemi Covid-19)/Wawan Akuba

Dulohupa.id- Rencana pembelajaran tatap muka di sekolah di Kabupaten Gorontalo terpaksa dibatalkan. Kebijakan itu menyusul meningkatnya angka penderita Covid-19 di wilayah tersebut. Terlebih, saat ini pemerintah setempat memberlakukan PPPKM Level 3. 

“Untuk kondisi saat ini kami dari dinas masih menunda pembukaan sekolah dan pembelajaran tatap muka diberlakukan, karena peningkatan angka Covid-19 meningkat,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo, Zubair Pomalingo saat ditemui Dulohupa.id, Senin (2/8) sore. 

Lebih lanjut kata Zubair, di Kabupaten Gorontalo saat ini masih dalam PPKM Level 3, selain itu juga pihaknya masih menunggu untuk para guru selesai dilakukan vaksinasi dan para siswa yang akan divaksin. 

“Kalau saat ini tahapan vaksinasi para guru kurang lebih sekitar 50 persen  dan untuk para siswa masih menunggu jadwal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo,” jelas Zubair. 

Untuk saat ini kata Zubair, faktor-faktor kendala pembukaan sekolah dan pembelajaran tatap muka hanya itu, dan saat ini pihaknya masih menyosialisasikan vaksinasi kepada para siswa yang sudah bisa divaksin. 

“Kendalanya hanya itu saja, kalau dilihat  kesiapan sekolah saat ini sudah siap, mulai dari kelas, dewan guru dan lain-lain itu sudah  memenuhi standar protokol kesehatan,” ujar Zubair. 

Sementara itu secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Shampir mengatakan, untuk data Covid-19 saat ini khusus di Kabupaten Gorontalo sebanyak 344 pasien. 

“Kalau dilihat juga pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan, karena ditakutkan juga peningkatan angka Covid-19 akan meningkat. Untuk Kabupaten Gorontalo pasien paling banyak isolasi mandiri sebanyak 278, terus di rumah sakit 61, terpusat 5, jadi totalnya 344 pasien,” tutup Roni.

Reporter: Fandiyanto Pou