Dulohupa.id – Kasus bocah perempuan 6 tahun yang hilang di Kelurahan Dulalowo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo mendapat sorotan dari akademisi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Dr Funco Tanipu.
Direktur Pusat Inovasi UNG itu menegaskan, mestinya camat dan lurah setempat harus cepat memberikan informasi tentang berita kehilangan seorang anak, jangan biarkan publik berspekulasi sendiri.
Menurutnya, jaringan pengaman di Kota sangat rentan, baik itu di struktur pemerintahan dan masyarakat. Camat, lurah hingga Ketua RT/RW harusnya terhubung dengan tiap keluarga dalam satu lingkungan.
Tim reaksi cepat (baik offline dan online) mestinya sudah terbentuk “sejak lama” dan itu terhubung dengan semua struktur masyarakat. Padahal ada Command Center, tapi entah masih berfungsi atau tidak. Dukungan digital lain pun tidak ada sama sekali. Minimal ada CCTV di tiap kelurahan untuk monitoring kegiatan masyarakat.
“Saat ini semua story, postingan hingga broadcast baik di WhatsApp, Facebook dan Instagram penuh dengan berita kehilangan anak tersebut. Saat ini hoax mulai beredar, karena semua informasi masih bersifat liar, belum berasal dari pihak yang memiliki otoritas,” ujar Dr Funco.
Warga dengan segala upaya simpatik (dalam sikap kepedulian pada sang anak) mencoba merangkai satu informasi dengan informasi lain yang belum terverifikasi dengan baik, bahkan cenderung hoax.
Kenapa sedemikian viral, sebab warga Gorontalo trauma dengan berita kehilangan anak karena memori Gola masih cukup menggelayut di memori warga.