Dulohupa.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lakukan kajian sesar aktif di Gorontalo untuk meminimalisir risiko gempa di Provinsi Gorontalo. Kajian ini akan dilakukan bersama berbagai instansi dan lembaga terlibat dalam kegiatan ini, meliputi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN), Badan Geologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Intitut Teknologi Bandung (ITB0, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).
Sesar adalah patahan pada lapisan penyusun bumi yang mengalami pergerakan yang berpotensi gempa. Sehingga diperlukan penelitian agar mendapatkan informasi penting mengenai keaktifan zona sesar yang diperlukan untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana di area Gorontalo dan sekitarnya.
Olehnya kajian ini kemudian dikordinasikan langsung oleh pihak BMKG bersama tim kepada penjabat Gubernur Gorontalo, Dr Ir Rudy Salahuddin di rumah jabatan gubernur, Senin (02/9/2024). Kordinasi ini juga dihadiri Rahmat Triyono, ST, Dipl.Seis, M.Sc – Plt, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Dr. Supriyanto Rohadi, M.Si selaku Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Geofisika BMKG, Dr. Eng, Ir.,Agung Setianto, S.T., M.Si, IPM selaku Ketua Departemen Teknik Geologi UGM – Team Leader Penelitian, dan Ir. Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM .
Rahmat Triyono menjelaskan, Gorontalo merupakan daerah yang terletak pada zona tektonik aktif. Berkaitan dengan dengan hal itu, keberadaan aktif di darat mutlak perlu diketahui guna meminimalkan risiko akibat gempa yang timbul akan tetapi tidak ada dokumentasi sejarah kegempaan merusak di wilayah tersebut yang bersumber dari zona sesar gorontalo.