Scroll Untuk Lanjut Membaca
banner
BONE BOLANGOPEMKAB BONE BOLANGO

Kelurahan Tumbihe Proyeksikan Penurunan Angka Kemiskinan

139
×

Kelurahan Tumbihe Proyeksikan Penurunan Angka Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Merlan Uloli saat menghadiri dan memberikan sambutan pada kegiatan “Dialog Membangun Tumbihe Merajut Kebersamaan dan Silaturahmi Menuju Kelurahan Tumbihe yang Maju, Sejahtera dan Mandiri” yang diintegrasikan dengan pembentukan panitia HUT ke-212 Kelurahan Tumbihe tahun 2022, di RTH Kabila, Selasa (8/2/2022) malam. (Foto AKP/Diskominfo)

Dulohupa.id – Pemerintah Kelurahan Tumbihe, Kabila, Bone Bolango terus mengupayakan penurunan angka kemiskinan. Saat ini ada sekitar 200 KK atau hampir 700 jiwa di kelurahan itu masuk kategori miskin.

Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan Uloli, saat menghadiri kegiatan dialog ‘Membangun Tumbihe Merajut Kebersamaan dan Silaturahmi Menuju Kelurahan Tumbihe yang Maju, Sejahtera dan Mandiri”. Sangat mengapresiasi upaya Arman Lalu, Lurah Tumbihe. Menurutnya niat besar ini harus dimulai dari pembenahan kebersihan, ketertinggalan dan dalam segi apapun.

“Angka kemiskinan kita di Bone Bolango saat ini 16,30%, dan di Kelurahan Tumbihe ada 200 KK atau hampir 700 jiwa warga yang miskin. Olehnya, di tahun 2022 Tumbihe harus bisa menargetkan angka kemiskinan turun dua digit,”tegasnya.

Srikandi Bone Bolango ini pun memerintahkan kepada Kepala Kelurahan Tumbihe Arman Lalu dan Camat Kabila Abadi Uloli untuk mendata kembali warga miskin di wilayahnya. Biasanya ada warga yang mengaku miskin, karena dia tidak ingin keluar dari data orang miskin. Padahal kalau dikategorikan, miskinnya tidak masuk di kategori itu.

“Kriteria miskin itu, rumahnya beralaskan tanah, tidak ada toilet/WC maupun kamar mandi, dan kondisi rumahnya tidak layak huni,”jelas Wabup Merlan Uloli yang juga selaku Ketua Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Bone Bolango itu.

Oleh karena itu, lanjut mantan Kadis Dukcapil, Kota Jayapura ini, perlu ada motivasi kepada warga agar mereka jangan bangga masuk dalam kategori miskin atau menerima bantuan. Ini menjadi tantangan kita, perlu ada edukasi kepada masyarakat bahwa mereka itu mampu, bukan lagi warga peminta-minta.