Scroll Untuk Lanjut Membaca
AdvertorialKOTA GORONTALOPEMKOT GORONTALO

Harga Beras Melonjak, Pemkot Gorontalo Gelar Operasi Pangan Murah

102
×

Harga Beras Melonjak, Pemkot Gorontalo Gelar Operasi Pangan Murah

Sebarkan artikel ini
Operasi Pangan Murah
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha saat meninjau pelaksanaan operasi pangan murah di Kelurahan Buladu, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Foto: Kris/Dulohupa.

Dulohupa.id – Dalam rangka menstabilkan harga kebutuhan pokok di pasaran yang mulai mengalani kenaikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo kembali menggelar operasi pangan murah di Kelurahan Buladu, Kota Barat, Kota Gorontalo, Sabtu (18/11/2023).

Gerakan pangan murah di Kota Gorontalo digelar merupakan sebagai upaya untuk mengantisipasi harga kebutuhan pokok masyarakat yang saat ini sudah menujukan trend kenaikan. Beras menjadi salah satu komiditi kebutuhan pokok yang saat ini mengalami kenaikan harga di sejumlah pasar tradisional.

“Yang premium sudah menginjak pada angka 17.000 perkilo, padahal HET nya 12.900 dan yang medium sekarang sudah 14.000 dan HET nya 10.200. Oleh karena itu kami menyediakan bahan-bahan ini agar masyarakat bisa menjangkau harga itu. Beras medium mereka beli dengan harga 7.000 per kilo atau 35.000 per 5 kilonya. Artinya 50 persen kita sudah subsidi dari APBD,” Jelas Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, Sabtu (18/11/2023).

Selain beras, gula dan cabai juga menjadi komiditi bahan pokok yang saat ini mengalami trend kenaikan harga dan menjadi faktor penyumbang kenaikan inflasi. Namun demikian, Marten Taha mengatakan bahwa komiditi bahan pokok lainnya juga telah disubsidi bahkan hingga 60 persen dari harga pasaran.

“Karena kalau kita tidak lakukan ini, maka masyarakat tidak akan mendapatkan bahan kebutuhan dengan harga yang sesuai dengan penghasilan mereka. Ini juga sebagai upaya untuk menstabilkan harga dan mengendalikan inflasi daerah,” Ujar Marten.

Selain menyediakan bahan pokok bersubsidi, pemerintah juga turut mendatangkan agen dan distributor untuk menjual barang milik mereka dibawah harga pasar. Hal ini merupakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak memperoleh kupon.

“Jadi yang non subsidi itu untuk mereka yang tidak dapat kupon. Karena yang bersubsidi jumlahnya sangat terbatas yakni hanya sebanyak 1.050 kupon yang kita bagikan karena bahan-bahannya juga terbatas,” Pungkas Marten.

Reporter: Kris