Scroll Untuk Lanjut Membaca
HIBURANNASIONAL

Curhat Pemeran Hantu Dalam Film KKN Desa Penari, Kesurupan Hingga Terima Bayaran 75 Ribu

372
×

Curhat Pemeran Hantu Dalam Film KKN Desa Penari, Kesurupan Hingga Terima Bayaran 75 Ribu

Sebarkan artikel ini
Subardo, warga Gunungkidul yang jadi hantu di film KKN di Desa Penari. Foto: Erfanto/Tugu Jogja

Dulohupa.id – Subardo (51) Warga Dusun Ngleri Kapanewon Playen Gunung Kidul, Yogyakarta. Adalah salah satu dari 50 warga sekitar yang didapuk oleh produser Film KKN Desa Penari untuk berperan menjadi hantu dalam film yang kini tengah hits karena banyak ditonton.

Melansir Kumparan.com, Subardo berbagi pengalaman yang ia rasakan baik mistis ataupun hal lain. Pengalaman pertama kali yang ia tidak akan melupakannya seumur hidup.

“Saya itu didapuk (diminta) jadi hantu. Ternyata capek ikut syuting itu,” kenangnya.

Bagaimana tidak, meskipun perannya hanya sebentar muncul di layar namun ia harus berjuang sehari semalam. Make up yang menutup wajahnya tidak boleh dihapus dalam 24 jam. Ketika menunggu giliran syuting, ia dan puluhan orang lainnya harus berada di dalam bus dengan AC tetap hidup. Tujuannya agar make up tersebut tidak hilang.

Tak hanya itu, ketika proses syuting dilaksanakan, ia tidak boleh berkedip atau bahkan memejamkan mata. Jika terlanjur berkedip maka syuting harus diulang kembali. Tak hanya itu, gerakan sekecil apapun ketika tidak sesuai maka akan diulang pengambilan gambarnya.

“Bayangkan mata tak boleh berkedip dalam waktu yang lama. Kami dibayar Rp 75 ribu sekali pengambilan gambar,” terangnya.

Untuk syuting pesta tarian yang dilakukan para hantu tidak dilaksanakan di Dusun Ngluweng, melainkan di Joglo tengah Hutan Wanagama. Lokasi tersebut berdekatan dengan sendang tempat Bima bercinta dengan Ayu. Sendang tersebut berada di pinggir sungai Oya.

Dua orang sempat kesurupan ketika proses syuting film KKN Desa Penari. Kesurupan pertama menimpa salah seorang kru saat syuting di rumah Ngadiyo, rumah utama film tersebut. Bahkan akibat kesurupan itu, kru harus dilarikan ke rumah sakit.

“Saya sendiri yang menunggui kru di rumah sakit. Kru itu harus dilarikan ke rumah sakit karena alami gangguan pernafasan,” terangnya.

Kesurupan kedua terjadi di Joglo Wanagama di mana lokasi pesta tarian para hantu dilakukan. Saat itu para krunk dan juga figuran dalam film tersebut Tengah menunggu giliran syuting mereka duduk di dekat Sendang di mana banyak sesajen diletakkan di tempat tersebut.

Entah apa yang memicu tiba-tiba ada salah seorang warga yang berperan menjadi hantu kesurupan. Namun kesurupan tersebut segera diatasi oleh dukun yang memang dibawa selama syuting film ini dilakukan.

“Mertua saya saja sampai perutnya sakit. Katanya masuk angin, cuma ketika dilihat secara mistis ternyata karena gangguan makhluk halus penunggu sendang. Beliau sampai meminta bantuan orang pintar untuk menyembuhkannya,” ceritanya.

Peristiwa mistis lainnya yang dialami warga adalah ketika acara tahlilan sebagai bentuk syukuran selesainya syuting dilaksanakan. Warga merasa ketakutan ketika mengikuti tahlilan karena dilakukan di rumah Ngadiyo atau rumah utama film tersebut.

“Rasanya merinding wong bentuk kamar masih belum dirubah kayak saat syuting,” kata dia.

Sumber: Kumparan.com