Dulohupa.id – Harga beras yang melonjak di pasaran Gorontalo jelang Ramadan membuat masyarakat menjerit. Pasalnya, panen yang belum menyeluruh, menjadi salah satu alasan naiknya harga beras.
Kepala Bulog Gorontalo, Munafri Syamsuddin mengungkapkan, pihaknya telah menyediakan langkah-langkah dalam mentaktisi lonjakan harga beras.
“Kemudian langkah yang terdekat ini yang kami sudah lakukan adalah bagaimana kami memasifkan terus penjualan di pasar-pasar (baik pasar harian maupun tradisional). Beras SPHP yang 5 Kg maupun 50 Kg, itu yang kami aktifkan terus,” ujar Munafri kepada Dulohupa, ditemui di kantor Bulog Gorontalo pada Rabu (28/02/2024).
Penjualan beras SPHP (Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan) yang terus diaktifkan oleh pihak Bulog, merupakan salah satu langkah taktisnya, pasalnya harganya yang masih terbilang rendah ataupun dibawah.
“Kami menjual dengan harga 10,900 rupiah melalui para mitra. Langkah kedua, kita akan masifkan juga dan mempercepat semua penyaluran bantuan pangan, karena bantuan pangan itu gratis, tapi ada daftar nama penerima disetiap desa (keluarga penerima manfaat),” pungkasnya.
Diketahui, program beras SPHP merupakan program pemerintah yang dijalankan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Diketahui Harga beras di pasaran Gorontalo melonjak drastis menjelang bulan suci Ramadan. Dari pantauan Dulohupa di pasaran, harga beras perkilogramnya 15 ribu hingga 19 ribu rupiah, serta harga persatu karungnya (50 kg) mencapai sekitar 850 ribu rupiah.
Reporter: Yayan