Scroll Untuk Lanjut Membaca
banner
GORONTALOPemilu 2024PERSPEKTIF

The End Of Golkar Gorontalo?

132
×

The End Of Golkar Gorontalo?

Sebarkan artikel ini
Golkar Gorontalo
Dr. Funco Tanipu., ST., M.A, Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.

Penulis: Dr. Funco Tanipu., ST., M.A

(Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo)

Gorontalo – Pemilhan Legislatif 2024 untuk daerah pemilihan Gorontalo berlangsung sengit dan emosional. Apalagi mengingat Gorontalo hanya mengutus 3 orang. Kontestasi ini adalah tahapan dan modal awal dari langkah menuju kontestasi berikut, baik itu Pemilihan Bupati, Walikota dan Gubernur di tahun yang akan datang, hingga Pemilu berikutnya.

Nama yang terpilih adalah petahana Rahmat Gobel dan Elnino Mohi. Nama lain adalah mantan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie. Tiga kursi ini adalah kombinasi modal sosial, “nama besar”, jaringan kepartaian, strategi matang, dukungan kepala daerah, hingga dukungan finansial yang kuat hingga efek ekor jas. Di antara nama-nama tersebut, rata-rata meraih kursi ke Senayan dengan kombinasi faktor diatas.

Dari ketiga nama tersebut, rata-rata memiliki modal sosial yang cukup kuat, memiliki basis yang kuat hingga kemudian memberanikan diri untuk maju ke Senayan hingga terpilih. Modal sosial lokal Gorontalo yang mereka miliki adalah basis keluarga dan pertemanan, nilai, kepercayaan, integritas, kapasitas, skill dan hal-hal lainnya. Soal “nama”, sebagian besar dari mereka memang telah memiliki “nama”, dan terekam dengan baik di benak masyarakat. Rata-rata memiliki konstituen yang fanatik.

Golkar adalah pengumpul suara Pemilu terbanyak di tahun 2014 dan 2019, juga Pemilu-pemilu sebelumnya baik di era Orde Baru dan Pasca Orde Baru. Tetapi pada Pemilu 2024, Golkar hanya berada di urutan kedua untuk DPR RI. dengan perolehan suara sebesar 163.074 suara. Pada Pemilu 2019, Golkar meraih 194.660 suara, ada penurunan sejumlah 31.586 suara. Angka-angka tersebut menjadi catatan sejarah, bahwa baru pertama kali Golkar menelan kekalahan sejak Golkar berdiri di Gorontalo.