Scroll Untuk Lanjut Membaca
BONE BOLANGOFeatureFood & TravelGORONTALOVideo

Pasar Ambuwa, Pusat Wisata Kuliner Tradisional Gorontalo

×

Pasar Ambuwa, Pusat Wisata Kuliner Tradisional Gorontalo

Sebarkan artikel ini
Pasar Ambuwa
Para Pedagang makanan Tradisional di Pasar Ambuwa. Foto/Dulohupa

Dulohupa.id – Jika anda tengah bepergian atau berwisata ke Provinsi Gorontalo, Pasar Ambuwa nampaknya bisa masuk dalam daftar kunjungan anda ke daerah berjuluk “Serambi Madinah” ini.

Pasar Ambuwa terletak di Desa Huntu Selatan, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango. Pasar Ambuwa atau tempat berkumpul ini sendiri digagas oleh kelompok seniman di Gorontalo.

Pasar Ambuwa Gorontalo
Penjual Makanan Tradisional Gorontalo saat melayani pembeli di Pasar Ambuwa. (Foto/Dulohupa)

Pasar ini memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri karena hanya menjual makanan tradisional Gorontalo seperti Popolulu, Kala-kala, Milu Siram, Apang Colo, Sabongi, Garo Ubi dan lain-lain. Adapun alat transaksi belinya adalah kepingan yang terbuat dari tempurung kelapa.

Makanan Tradisional
Sejumlah makanan tradisional Gorontalo yang dijual di Pasar Ambuwa. Foto/Dulohupa

 

Apang Colo
Kue Apang Colo makanan Tradisional khas Gorontalo yang dijual di pasar Ambuwa. Foto/DUlohupa

Salah satu pengelola Pasar Ambuwa, Sabrina mengatakan, pasar ini tujuannya untuk menghidupkan Kembali makanan-makanan tradisional yang mulai hilang akibat perkembangan zaman. Selain itu dengan adanya pasar ini membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar yang ingin berjualan makanan. Sementara para pedagang disediakan Wombohe atau pondok lapak untuk menjual makanannya.

“Kalau di Pasar Ambuwa ini kita hanya menjual jajanan khas Gorontalo yang sudah jarang kita temukan di pasar-pasar,” Kata Sabrina.

Simak Videonya: Pasar Ambuwa, Pusat Wisata Kuliner Tradisional Gorontalo

Sabrina menjelaskan, alat transaksi di pasar ini menggunakan kepingan tempurung dari kelapa yang sudah diberi tanda. Untuk satu kepingan tempurung harganya enam ribu rupiah. Satu keeping tempurung dapat ditukar dengan satu hingga dua jajanan.

Selain menggunkan kepingan tempurung, di pasar ini juga tidak menggunakan kantong plastik atau sejenisnya. Untuk membungkus makanan para pedagang hanya menggunkan daun pisang.

“Kita menggunakan keping tempurung untuk mengurangi transaksi uang tunai antara warga dengan pembeli. Kita meminimalisir kontak langsung, jadi pertukaran uang itu hanya sampai di meja kasir.” Jelas Sabrina.

Pasar Tradisional Ambuwa
Pengunjung Pasar Ambuwa saat menukarkan uangnya dengan alat transaksi terbuat dari kepingan tempurung kelapa. Foto/Dulohupa
Ambuwa Pasar
alat transaksi di pasar Ambuwa yang terbuat dari kepingan tempurung kelapa. Foto/Dulohupa

Sementara I Wayan Sudana, salah satu pengunjung mengaku senang adanya aneka ragam makanan tradisional yang disediakan di pasar Ambuwa sudah jarang ditemukan di kota. Menurutnya ditempat ini dia seperti Kembali ke masa lalu.

“Bagi saya ini bukan sekedar pasar, ini adalah ruang alternatif untuk kita bertemu dengan kawan-kawan dengan komunitas, yang menurut saya orang-orang yang unik, orang-orang yang bebas, kreatif dan mempunyai kepedulian terhadap berbagai permasalahan. Terutama masalah kuliner dan masalah kesenian,” ujar I Wayan Sudana.

“Dengan kesini saya mendapat berbagai manfaat untuk memperluas wawasan dan untuk menambah kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar seperti ini, sehingga tidak semua orang limpah ruah ke kota,” sambungnya.

Pengunjung Pasar Ambuwa
Pengunjung Pasar Ambuwa saat berfose dan menikmati makanan tradisional. Foto/Dulohupa

Pasar Ambuwa dibentuk komunitas seniman di Gorontalo pada tahun 2020 yang saat itu masih pandemi Covid-19. Di masa PSBB itu, pasar Ambua digelar tapi tetap taat protokol Kesehatan.

Hingga kini pasar Ambuwa dibuka setiap Sabtu sore dan hari Minggu pagi. Bagi warga yang ingin menghabiskan waktu liburan menikmati jajanan makanan tradisional dengan suasana pedesaan yang asri, tempat ini sangat direkomendasikan.

Redaksi Dulohupa