Dulohupa.id – Konser musik yang digelar Bawaslu Provinsi Gorontalo beberapa hari kemarin turut mengundang komentar dari sejumlah pihak, tak terkecuali kalangan mahasiswa.
Komentar tersebut keluar dari Presiden Mahasiswa Universitas Gorontalo (UG), Harun Alulu. Menurutnya, kini terdapat dua trand di Gorontalo yaitu terkait penyelenggaraan pemilu yang terlihat tidak becus kerjanya dan trand milenial untuk golput yang tinggi.
Sehingga menurut Harun, kegiatan konser yang diselenggarakan tak menjawab persoalan yang ada.
“Kami menduga konser yang diselenggarakan dengan uang rakyat menggunakan bahasa sosialisasi, hakikatnya adalah untuk popularitas komisioner, atau ada semacam obsesi para komisioner untuk berjumpa dengan artis idolanya saja,” ucap Harun.
Dirinya mengungkapkan bahwa sebenarnya target dari mendatangkan pemusik ternama Indonesia tersebut apakah dapat meningkatkan partisipasi pemilih atau pengawasan Pemilu?.
“Atau apakah dengan demikian masyarakat melek politik dan sadar bahwa money politik itu kurang baik? atau apakah ASN tetap akan netral dalam Pemilukada 2024 ini? siapa yang bisa menjamin bahwa konser hura-hura itu, pilkada akan damai? pihak penyelenggara yang menjamin? komisioner?,” imbuhnya dengan tanya.
Dirinya menilai bahwa dengan berkumpulnya masyarakat dalam konser musik lantas dengan sekali sosialisasi tersebut tak menjawab semua problem.
“Kami sesali mereka sedang terjebak dalam ruang kebodohan dimana para penjahat Pemilukada semakin cerdas,” pungkasnya.
Sehingga dirinya menilai bahwa konser musik yang diagendakan dengan mendatangkan artis papan atas dan masyarakat kemudian berkumpul, semata adalah untuk popularitas komisioner Bawaslu.