Dulohupa.id – Bentang alam Popayato – Paguat, Pohuwato, menjadi daerah penting untuk keragaman hayati. Sebab, sekitar 275 ribu hektar lahannya merupakan bagian dari cagar alam, suaka margasatwa, dan sembilan hutan lindung. Di wilayah ini bahkan, terdapat 169 spesies burung, yang 70 spesies di antaranya merupakan spesies endemik Sulawesi.
Selain itu, ada sedikitnya 23 spesies mamalia yang juga tercatat berada di daerah ini. Delapan diantaranya adalah endemik, termasuk babirusa (Babyrousacelebensis), anoa dataran tinggi (Bubalusquarlesi), anoa dataran-rendah (Bubalusdepressicornis), dan tarsius spektral. Potensi ini kemudian menjadi alasan untuk melestarikan wilayah ini.
Ida Syaidah, Anggota DPR RI, yang juga istri Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, bahkan mengajak masyarakat Gorontalo untuk meningkatkan wawasan konservasi lingkungan. Sebab, dengan begitu, masyarakat dapat terlibat dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di Pohuwato. Terlebih mencegah kepunahan burung yang dilindungi yang ada di kawasan hutan Gorontalo.
“Saya secara pribadi sangat bersyukur bisa mengenal habitat burung-burung di Gorontalo melalui kinerja dari lembaga Burung Indonesia yang berada di Gorontalo. Sejak tahun 2012 saya mulai terlibat dengan kegiatan yang sering mereka adakan, dan terus mengampanyekan untuk tetap menjaga habibat dari burung itu sendiri,” kata Ida dalam kunjungan lapangannya (Field Trip) terkait pengembangan pemasaran wisata minat khusus, yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Gorontalo, di Desa Mekarti Jaya, Kecamatan Taluditi, Pohuwato.
Walaupun begitu, kata Ida, bahwa sampai dengan saat ini, masih ada masyarakat yang selalu melakukan pemburuan terhadap burung-burung tersebut. Sehingga perlu adanya sosialisasi yang dilakukan agar tingkat pemburuan terhadap burung menurun.
“Sasaran utama (sosialisasi) itu ialah anak-anak. Baik dari anak-anak PAUD sampai tingkat mahasiswa (perguruan tinggi),” katanya.
Menurut Ida, sosialisasi ke masyarakat dan anak-anak sekolah ini sangat penting,karena pengetahuan mereka terhadap jenis burung masih sangatlah rendah.
“Padahal, wilayah Gorontalo ini banyak menyimpan kekayaan alam yang sangat indah, terutama untuk habitat burung. Itu perlu disebarluaskan informasinya; melalui sosialiasasi kepada masyarakat untuk menjaga keberadaan burung-burung tersebut, agar terus terjaga,” jelasnya.
Untuk itu, program yang terus digalakkan oleh lembaga seperti Burung Indonesia ini menurutnya, perlu sekali untuk ditindaklanjuti, maupun didukung oleh pemerintah daerah. Karena Burung Indonesia tidak hanya fokus pada pelestarian kawasan habitat burung saja, melainkan juga menyebarkan informasi dan mengedukasi masyarakat dalam hal menjaga hutan, cagar alam, dan mencintai lingkungannya.
Ida berharap, melalui gerakan konservasi yang dilakukan oleh Burung Indonesia, masyarakat Gorontalo bisa mengenal dan melestarikan kelestarian alam Gorontalo terlebih terkait habitat burung.
“Mudah-mudahan dengan semakin giatnya Burung Indonesia mengedukasi masyarakat dalam hal konservasi lingkungan dan habitat burung, tidak akan ada lagi penembak burung, dan masyarakat semakin mengenal lembaga Burung Indonesia ini melalui program kerjanya,” harap Ida di akhir wawancara. **(Zul)