Dulohupa.id- Bukan tidak mungkin, mencoba hobi baru di tengah pandemi justru mendatangkan keberuntungan. Semisal yang dilakukan Nilluh Arwati, dosen di sebuah perguruan tinggi di Gorontalo yang sukses meraup cuan dengan keisengannya membuat kue di tengah momen Work From Home (WFH).
Kue yang dijual Nilluh bernama Korean Garlic Bread. Ini merupakan kue asal Korea Selatan yang memang belakangan tren di Indonesia. Kue ini berjenis Roti bundar dengan rasa bawang putih dan cream cheese.
Penasaran dengan hobinya yang meraup untung besar tersebut, Dulohupa.id lantas mewawancarai Nilluh dengan mengunjungi kediamannya bersama suami, di kompleks perumahan Tenggela, Kabupaten Gorontalo, Sabtu (7/11).
Tiba di rumahnya tersebut, dulohupa.id disambut dengan langsung mempersilahkan masuk ke area dapur tempat ia memasak.
Dapur itu memang tidak berbeda dengan dapur ibu-ibu lainnya. Tetapi dari dapur inilah, ia mampu memproduksi bahkan hingga 100 dus Korean Garlic Bread, bahkan hanya dengan satu oven untuk memanggang, satu meja untuk menghidangkan masakan, dan beberapa resep rumahan yang sebetulnya tidak perlu dibeli mahal-mahal.
“Jadi ya awal mula memutuskan untuk membuka usaha rumahan dengan membuat kue dan juga berbagai jajanan lainnya, sebenarnya tidak ada motivasi apapun, (selain) karena awalnya memang untuk menghilangkan rasa bosan saat waktu itu WFH. Jadi kerja di rumah,” kata Niluh yang sambil menyiapkan sejumlah pesanan pelanggan.
Menurutnya, waktu-waktu senggang saat penerapan WFH itu memang sangatlah panjang. Karena pekerjaan di kampusnya yang dialihkan ke sistem daring hanya berlangsung dalam beberapa jam saja. Makanya, “untuk mengisi waktu luang, senggang, ketika pekerjaan kantor selesai, jadi membuat lah kue dan juga berbagai macam jenis jajanan lain,”
“Eh, tak taunya, banyak yang suka (apa yang dibuat), jadi ya apa salahnya untuk dijadikan sampingan di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, jadi ada pemasukan untuk membantu-bantu (ekonomi juga) kan,” lanjut Nilluh.
Kata Nilluh, di awal produksinya yang masih tahap uji coba pasar, pesanan yang masuk masih berkisar antara satu hingga dua dus. Satu dus berisi lima biji kue. Namun, setelah mempromosikan jualannya ke media sosial facebook maupun instagram, kue yang dijualnya tersebut makin laris.
“Ya jadi memang untuk awal-awal masih sekedarnya saja (yang pesan), karena mungkin karena memang konsumen masih banyak yang apa namanya, yang tidak tahu. Tapi makin ke sini, alhamdulillah orderan makin meningkat. Sekarang sudah mencapai atau memenuhi permintaan, maksimal sampai 10 dus atau 50 pcs (biji) per satu kali order seperti itu. Jadi alhamudulilah bisa sangat membantu (ekonomi) di masa pandemi,” kata Niluh.
Setiap satu dus yang berisi empat biji Korean Garlic Bread dihargai 32 ribu rupiah. Walau jarang, namun jika memang ada yang membeli satu biji saja, kata Niluh harganya bisa 8 ribu rupiah.
“Sebetulnya jarang ada orang pesan satu biji saja. Karena kan nanggung makannya. Apalagi pandemi begini, maunya ngemil di rumah. Masa belinya satu biji saja,” pungkas Niluh sambil tertawa.
Di media sosial sendiri, Niluh mempromosikan jualannya di akun facebook Nilssfood Gorontalo dan instagram NilssfoodGorontalo. Dan kini, selain sibuk menjadi pengajar di salah satu perguruan tinggi di Gorontalo, Nilluh sibuk juga menerima permintaan pesanan kue dari konsumennya. Saat ini bahkan sampai dikirim ke luar kota.
Reporter: Wawan Akuba