Scroll Untuk Lanjut Membaca
AdvertorialPEMKAB POHUWATO

Berkunjung ke Sulteng, Ini yang Dilakukan Forum Puspa Pohuwato

137
×

Berkunjung ke Sulteng, Ini yang Dilakukan Forum Puspa Pohuwato

Sebarkan artikel ini
Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga, saat melepas Forum Puspa Pohuwato melakukan studi komparatif di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (30/3). Foto humas.

Dulohupa.id- Pemerintah Kabupaten Pohuwato melepas forum Puspa setempat, menuju Palu, Sulawesi Tengah, untuk melakukan studi komparatif, dengan tujuan memperkuat kerja-kerja forum Puspa dalam pencegahan maupun menekan angka kekerasan perempuan dan anak di Pohuwato.

“Semoga dalam rangka studi komparatif dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga bermanfaat terutama bagi forum Puspa dalam hal pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai lembaga yang fokus menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak di Pohuwato,” ujar Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga saat melepas rombongan forum Puspa, Selasa (30/3).

Sementara itu, Ketua Umum Forum Puspa Pohuwato, Rusmiyati Yahya menjelaskan, selain studi komparatif di DP3AP2KB Provinsi Sulawesi Tengah, forum Puspa Pohuwato akan melakukan demonstrasi tentang pengolahan sampah basah di salah satu pasar yang ada di Kota Palu. 

“Di  DP3AP2KB kami mempelajari mekanisme tentang inovasi yang dilakukan oleh DP3AP2KB Provinsi Sulteng dalam menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di daerah tersebut,” jelasnya.

Menurut Rusmiyati yang juga menjabat sebagai Kadis DP3AP2KB Pohuwato itu, forum Puspa Pohuwato berusaha untuk terus mencari inovasi, dan mencari cara agar pihaknya dapat menekan persentase kekerasan kepada perempuan dan anak  dari berbagai sisi. 

“Jadi, kekerasan dalam rumah tangga itu tidak hanya terjadi karena ekonomi, banyak penyebabnya berupa keabsahan rumah tangga, bagaimana mencari perlindungan, ke mana mereka akan lari, kepada siapa mereka menyampaikan ketika mengalami tindak kekerasan, jadi banyak hal yang menyebabkan KDRT,” tegas Rusmiyati. 

Rusmiyati melanjutkan, sampai  dengan saat ini forum puspa tetap mengacu pada empat program keperempuanan, yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan KDRT. 

“Kami tidak bisa berpangku tangan, kami harus menggali dan menggali lagi agar supaya ke depan akan banyak aktivitas yang bisa dilakukan, sehingga perempuan dan anak akan merasa bahagia, nyaman, dan tidak merasa terdiskriminasi, tidak mudah mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga,” harapnya.

Reporter: Zulkifli Mangkau