Dulohupa.id – Pemerintah Provinsi Gorontalo bersama Pemerintah Kabupaten Bone Bolango bersama unsur terkait matangkan persiapan Festival Kukisi Karawo di Desa Tanggilingo, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango.
Rencananya acara ini akan diadakan pada 27 September 2025, dengan tanggal yang bersifat tentatif mengikuti agenda kunjungan Menteri Ekonomi Kreatif.
Festival Kukisi Karawo diselenggarakan di Desa Tanggilingo karena tersbeut dikenal sebagai Kambungu Kukisi. Festival ini bertujuan untuk menampilkan kekayaan budaya dan potensi ekonomi kreatif dari industri kue tradisional Karawo.
Festival ini akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, di antaranya:
Bazar Kue Karawo: Menyajikan ribuan aneka jenis kue Karawo, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati dan membeli langsung produk-produk unggulan lokal.
Pagelaran Budaya: Menampilkan seni dan budaya khas Gorontalo, yang akan memperkaya pengalaman pengunjung dan memperkuat identitas lokal.
Berbagai Lomba: Mengadakan lomba-lomba menarik untuk melibatkan partisipasi masyarakat dan menambah semarak acara.
Kepala Desa Tanggilingo, Mohamad S. Badu, mengaku bangga desanya akan dikunjungi menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
“Pemerintah Desa dan seluruh masyarakat Desa Tanggilingo merasa bangga, dan siap menyambut kedatangan Menteri Ekonomi Kreatif di Desa Tanggilingo, dalam rangka pencanangan Desa Kreatif Provinsi
Gorontalo. Sebuah kebanggaan sekaligus amanah besar yang harus kita jaga dan kembangkan bersama,” Ujar Mohammad.
Lebih lanjut Mohamad Badu mengatakan, dengan status Desa Kreatif ini, Tanggilingo dapat menjadi desa yang mandiri, maju, dan sejahtera. Potensi lokal yang dimiliki, mulai dari pertanian, UMKM, seni, budaya, hingga semangat gotong royong masyarakat, akan terus dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang bernilai tinggi.
Mohamad Badu juga berharap agar generasi muda Tanggilingo tumbuh sebagai insan kreatif, berdaya saing, namun tetap berakar pada budaya dan tradisi Gorontalo, sehingga Desa Tanggilingo bisa menjadi destinasi yang membanggakan, tempat orang datang untuk belajar, berwisata, dan merasakan kehangatan masyarakat desa.
Tentu semua ini tidak bisa di lakukan sendiri. Dukungan pemerintah, mitra strategis, dan seluruh masyarakat sangatlah penting. Bersama-sama, kita wujudkan Tanggilingo sebagai desa percontohan yang menjadi sumber inspirasi bagi desa-desa lain di Provinsi Gorontalo.
Sementara ketua Tim Kreatif, Dr. Nirmala A. Sahi, S.Sos., M.Si., menjelaskan bahwa persiapan festival ini melibatkan kolaborasi erat dari berbagai pihak. Penataan desa Tanggilingo telah dilakukan dengan dukungan penuh dari pemerintah desa. Selain itu, koordinasi terus-menerus juga dijalin dengan pemerintah Provinsi Gorontalo dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan acara.
Festival ini diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk mempromosikan Kue Karawo dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah. Dalam rangkaian kegiatan ini juga akan diselenggarakan Pencanangan Kawasan Transaksi Non Tunai sebagai upaya kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI).
Inisiatif ini bertujuan untuk memperluas penggunaan sistem pembayaran digital QRIS serta mendorong masyarakat dan pelaku UKM untuk bertransaksi secara non tunai.
Kegiatan ini secara keseluruhan memiliki beberapa tujuan mulia, antara lain :
– Meningkatkan kreativitas dan inovasi pelaku usaha kuliner, khususnya industri kecil dan menengah (IKM) serta wirausaha baru di pedesaan.
– Mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dari desa dengan menjadikan kue Karawo sebagai produk unggulan yang memiliki nilai jual dan daya saing tinggi.
– Mendorong penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk menciptakan pembayaran yang lebih praktis dan aman.
– Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja, dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.
Mengenal Kambungu Kukisi di Desa Tanggilingo
Di balik setiap kemeriahan perayaan hari-hari besar Islam, ada sepotong kisah manis yang tersaji dari sebuah desa di Gorontalo. Di Desa Tanggilingo, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kambungu Kukisi, denyut nadi ekonomi berdetak kencang berkat tangan-tangan terampil para perempuan yang meracik kue tradisional. Bukan sekadar kue biasa, ini adalah Kue Karawo, sebuah mahakarya kuliner yang sarat akan makna dan sejarah, yang kini telah menembus pasar nasional.
Berdiri sejak tahun 1995, industri rumahan ini telah menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Biasanya menjelang Idul Fitri, produksi mereka melonjak hingga mencapai 13.000 toples, memenuhi permintaan pasar yang tak hanya datang dari Gorontalo, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia.
Awalnya, peminat kue ini didominasi oleh warga Gorontalo yang merantau. Namun, seiring berjalannya waktu, cita rasa unik dan keindahan motifnya berhasil memikat hati penduduk dari daerah lain, menjadikannya oleh-oleh khas yang wajib dicari.
Dari Sulaman Tangan ke Kue Lezat
Nama Karawo sendiri berasal dari sulaman karawo, kerajinan tangan khas Gorontalo yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak abad ke-17. Motif-motif sulaman yang rumit dan elegan itu diadaptasi ke dalam bentuk kue, menciptakan tampilan yang estetik dan berbeda dari kue kering lainnya. Proses pembuatannya yang detail dan artistik hampir seluruhnya dikerjakan oleh kaum perempuan, yang dengan telaten dan penuh dedikasi membentuk setiap helai adonan hingga menyerupai sulaman.
Kue Karawo memiliki rasa yang mirip dengan kue kering pada umumnya, namun yang membuatnya istimewa adalah esensinya sebagai simbol budaya dan identitas Gorontalo. Keberadaannya yang hanya dapat ditemukan di Gorontalo menjadikannya produk eksklusif, sebuah kebanggaan lokal yang patut dilestarikan.
Menuju Desa Kreatif dan Festival Kukisi Karawo
Dalam waktu dekat, Kambungu Kukisi di Desa Tanggilingo direncanakan akan dicanangkan sebagai desa kreatif oleh Menteri Ekonomi Kreatif. Bersamaan dengan momen bersejarah ini, seluruh pembuat kue karawo akan menyelenggarakan Festival Kukisi Karawo.
Masa Depan Kue Karawo
Perjalanan Kue Karawo dari sebuah resep keluarga hingga menjadi komoditas ekonomi yang mendunia adalah bukti nyata dari kekuatan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan inovasi. Dengan dukungan yang terus mengalir, Kambungu Kukisi dan para perempuan di dalamnya siap membawa Kue Karawo menjadi sentra produksi yang dikenal di seluruh dunia.
Kue Karawo bukan hanya sekedar kudapan, melainkan sebuah cerita tentang tradisi, ketekunan, dan harapan. Ini adalah cerminan dari semangat wirausaha para perempuan Gorontalo yang berani bermimpi besar dan mewujudkannya, selangkah demi selangkah, dari dapur rumah mereka.











