Dulohupa.id – Mansur Botutihe (79), korban kebakaran rumah dan kos-kosan pada Kamis, 28 April 2022 silam di Kelurahan Kayu bulan, Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, menagih bantuan yang dijanjikan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo.
Menurut Pengakuan Mansur, setelah musibah kebakaran itu, dirinya telah mengajukan permohonan bantuan sesuai arahan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo. Namun hingga saat ini bantuan tersebut tak kunjung datang.
“Saya sudah bikin permohonan. Baru cuman diletakan di meja. Terus kata Dinas Sosial Provinsi, mereka janjikan bukan bangun rumah, cuman mau mengisi perabotan atau fasilitas. Tapi sampai dunia sekarang tidak ada pak,” ungkap Mansur Botutihe kepada dulohupa.id, Minggu (18/6/2023).
Mansur menceritakan, setelah mengantarkan permohonan bantuan tersebut, Dinas Sosial menyarankan Mansur untuk membuat permohonan lagi ke Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo. Dalam kondisi sangat membutuhkan bantuan, Mansur pun mengikuti saran tersebut dengan membuat permohonan baru.
“Sudah saya bikin lagi permohonan baru, hanya tidak ditindaklanjuti. Sampai sekarang tetap belum ada,” kata Mansur.
Ia menyebut kebakaran rumah dan kos-kosan akibat korsleting listrik menyebabkan kerugian mencapai kurang lebih Rp 2 Miliar. Nilai kerugian itu juga berdasarkan taksiran Damkar Kabupaten Gorontalo.
Mansur juga mengaku mengaku sudah pernah mendapat bantuan dari dinas Sosial Kabupaten Gorontalo yang dinilai belum mencukupi untuk memperbaiki rumah.
Dirinya berharap akan ada lagi bantuan yang bisa diberikan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo untuk memperbaiki rumahnya.
“Mana yang ada saja pak. Rumah bekas kebakaran masih saya tempati dengan keadaan begini. Atap rumah saja hanya begitu,” ujar Mansur Botutihe.
Sementara, Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos), Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, Rano Saputra saat dikonfirmasi menjelaskan, terkait permohonan bantuan korban kebakaran untuk penganggaran stimulan fasilitas isi rumah sudah tidak ada lagi dianggarakan sejak tahun 2023.
“Karena cantolan anggarannya tidak ada rumah untuk anggaran bantuan stimulan dan itu sesuai dengan permensos nomor 10 tahun 2019 tentang Bantuan, Sumbangan, Bencana/Kebencanaan dan penanggulangan bencana,” kata Rano.
“Jadi, nantinya akan ada temuan torang (kami), kalau mau dipaksakan untuk penganggaran itu. Sehingga untuk korban kebakaran 2022, cantolan anggaran 2023 sudah tidak ada,” ucapnya.
Menanggapi adanya janji bantuan dari Dinas Sosial kepada Mansur, Rano Saputra mengaku hal itu terjadi kesalahan mekanisme.
“Yang menyampaikan kepada korban lalu itu, orang di seksi sebelah. Jadi dia yang menyampaikan itu belum menguasai mata anggarannya,” ungkapnya.
Rano juga mengatakan, di Tahun 2023 ini pihaknya akan memberikan bantuan tanggap darurat jika terjadi adanya bencana berupa kebakaran.
“Sekarang ini tinggal bantuan tanggap darurat jika ada yang terjadi bencana kebakaran,” tandasnya.
Reporter: Herman Abdullah