Scroll Untuk Lanjut Membaca
CEK FAKTAHEADLINENASIONALPERISTIWA

Heboh Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu, BMKG Beri Klarifikasi

1685
×

Heboh Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu, BMKG Beri Klarifikasi

Sebarkan artikel ini
Gempa Megathrust BMKG
Peta sejumlah daerah di Indonesia diprediksi akan dilanda Gempa Megathrust. (Databoks)

Dulohupa.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), baru-baru ini telah mengeluarkan sebuah peringatan bahwa Indonesia kemungkinan akan mengalami Gempa Megathrust dan hanya tinggal menunggu waktu saja.

Kendati hingga kini belum ada yang bisa memprediksi kapan megathrust itu akan terjadi. Gempa Megathrust ini dikenal sebagai salah satu gempa paling kuat hingga berpotensi memicu gempa bumi dahsyat dan tsunami besar dengan memiliki dampak yang sangat luas dan dapat menghancurkan beberapa wilayah.

Aktivitas gempa ini terjadi karena adanya pergerakan dan saling bertabrakan antara lempeng tektonik bumi, yang mengakibatkan tekanan besar sebelum akhirnya melepaskan energi dalam bentuk gempa.

Diketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar. Sehingga, apabila terjadi pergeseran dan saling bertabrakan pada lempeng tektonik tersebut, Indonesia akan mengalami ancaman serius.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan bahwa Gempa Megathrust diperkirakan berpotensi terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

BMKG mengatakan peringatan gempa pada segmen megathrust di Indonesia bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Peringatan ini digaungkan agar masyarakat waspada.

Menurut peta sumber dan bahaya gempa Indonesia BMKG, tercatat ada sekitar 13 segmen megathrust yang mengelilingi Indonesia. Namun Daryono menegaskan peringatan dini gempa megathrust bukan berarti akan terjadi dalam waktu dekat. Pasalnya, gempa belum dapat diprediksi dan tidak ada yang tahu kapan terjadi.

BMKG hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan peristiwa gempa kuat M7,1 yang berpusat di Tunjaman Nankai dan mengguncang Prefektur Miyazaki Jepang.

Menariknya, gempa yang memicu tsunami kecil pada 8 Agustus 2024 beberapa hari lalu mampu menciptakan kekhawatiran bagi para ilmuwan, pejabat negara dan publik di Jepang akan potensi terjadinya gempa dahsyat di Megathrust Nankai. Peristiwa semacam ini menjadi merupakan momen yang tepat untuk mengingatkan kita di Indonesia akan potensi gempa di zona seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Sejarah mencatat, gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun), sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 (usia seismic gap 267 tahun) dan gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun). Artinya kedua seismic gap kita periodisitasnya jauh lebih lama jika dibandingkan dengan seismic gap Nankai, sehingga mestinya kita jauh LEBIH SERIUS dalam menyiapkan upaya-upaya mitigasinya.

“Terkait rilis gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut “tinggal menunggu waktu” yang kami sampaikan sebelumnya, hal ini dikarenakan kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar, tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat. Dikatakan “tinggal menunggu waktu” disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi” Ujar Daryono dalam keterangannya, Kamis (15/8/2024).

“Sudah kita pahami bersama, bahwa hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan tepat dan akurat mampu memprediksi terjadinya gempa (kapan, dimana, dan berapa kekuatannya), sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya” Sambungnya.

BMKG menyebut informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat.

Untuk itu, kepada masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai. BMKG selalu siap memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat.

Sumber: BMKG