Ia juga menjelaskan, pemulihan di kawasan hulu dijadikan sebagai prioritas utama di tahun 2023 dan 2024 adalah rehabilitasi lahan kritis di Hulu DAS Limboto.
“Kami sudah melaksanakannya di Desa Polohungo, termasuk melakukan program KBR dari Bapedas Bone Bolango,” ujarnya.
Baca Juga:
Pasca Kemarau Panjang, DLHK Optimis Maksimalkan Program RHL
BPDAS Bone Bolango Gelar Evaluasi Rehabilitasi DTA Danau Limboto
Disamping itu, Forum DAS Provinsi Gorontalo juga melakukan pendampingan untuk program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dalam kawasan yang dilaksanakan Bapedas, serta di luar kawasan yang dilaksanakan dinas lingkungan dan kehutanan Provinsi Gorontalo. Jenis bibit tanaman RHL yang dikelola yaitu seperti jambu mente, rambutan, jeruk, dan pala.
“Kita telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan program RHL kedepan. Kami harapkan kolaborasi ini dalam pengelolaan DAS dapat terintegrasi dan berkelanjutan,” ujar Dosen Fakultas Pertanian UNG tersebut.
Fordas juga menggandeng Universitas Muhammadiyah Gorontalo dengan melakukan Kuliah Kerja Dakwah (KKD) yakni kegiatan untuk mengimplementasikan pembelajaran yang telah didapatkan di bangku kuliah dengan muatan dakwah dan disinergikan dengan program Fordas.
Dalam kerja sama itu, kegiatan yang akan dilakukan nantinya berupa instalasi pemanenan air hujan, mengenali potensi desa dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Terkait program RHL, Fordas menilai program tersebut sudah sesuai dengan diharapkan, tapi tak sedikit juga ditemukan berbagai kendala di lapangan. Pada tahun ini, program Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Gorontalo untuk tanaman konservasi bertepatan dengan musim kemarau, sehingga bibit tanaman banyak yang mati.