Ridha menceritakan, awalnya Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Badko Sulawesi Utara – Gorontalo menggelar aksi demonstrasi terkait maraknya peredaran rokok ilegal di Gorontalo.
Massa aksi kemudian mulai membakar ban di pintu gerbang Mapolda. Tidak berselang lama, kondisi mulai kacau dan beberapa orang masa aksi ditangkap.
Ridha yang saat itu merekam didatangi oknum polisi berinisial TS berpangkat Kombes dan memukul tangan korban.
“Saya saat itu melakukan video dari jalannya aksi. Masih sementara mengambil video penangkapan beberapa orang masa aksi, tiba-tiba salah satu anggota kepolisian datang dan memukul tangan saya yang saat itu memegang hp untuk merekam unjuk rasa yang berakhir penangkapan,” ungkap Ridha.
Akibat pemukulan itu, handphone yang diakui baru dibeli tersebut terjatuh dan rusak.
“Lcd hp rusak, tidak bisa digunakan merekam video lagi. Itu bukan dirampas, tapi dipukul,” tutur Ridha.
Menurutnya, oknum polisi apalagi berpangkat Kombes harusnya sudah tahu wartawan saat meliput.
“Oknum polisi itu berpangkat Kombes dan punya jabatan penting di Polda Gorontalo,” pungkas Ridha.
Redaksi