Scroll Untuk Lanjut Membaca
HEADLINENASIONAL

Ketika Menteri Pertanian Undang Mahasiswa untuk Berdebat

71
×

Ketika Menteri Pertanian Undang Mahasiswa untuk Berdebat

Sebarkan artikel ini
Menteri Pertanian
Suasana debat Menteri Pertanian dengan para mahasiswa di auditorium Kementerian Pertanian. Foto/ist

Mahasiswa semester 6 ini menyoroti, menurunnya kesejahteraan petani berdampak pada kian menurunnya jumlah petani dan rendahnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.

Menteri Amran menyimak dengan serius kritikan yang disampaikan dengan lantang dan berapi-api itu. Ia lalu melempar pertanyaan singkat kepada Shabbarin, “Tahu NTP?”. Dengan sedikit ragu, Shabbarin menjawab tidak.

Menteri Amran segera meminta stafnya menampilkan data Nilai Tukar Petani (NTP) di layar besar yang ada di ujung ruang tamu “Kita diskusi berdasarkan data, bukan asumsi-asumsi ya, Nak” ujarnya sembari menunjuk layar yang menampilkan langsung hasil penelusuran di internet.

Data BPS menunjukkan bahwa NTP pada Januari 2025 mencapai 123,68 atau naik 0,73 persen dibandingkan sebelumnya. Amran kemudian meminta staf menelusuri data hingga 10 tahun ke belakang. Pada Desember 2014, NTP nasional masih 101,32.

Menurut Menteri Pertanian, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani. NTP menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Pertumbuhan NTP merupakan indikasi meningkatnya kesejahteraan petani.

“Pemerintah Presiden Prabowo serius berupaya meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satunya melalui kebijakan menaikkan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram serta pengawasan ketat melalui Satgas Pangan”, tegas Amran Sulaiman.

Menanggapi kekhawatiran berkurangnya jumlah petani, Menteri Pertanian justru menekankan, berkurangnya jumlah petani merupakan indikator kesuksesan transformasi menuju pertanian modern.