“Lalu diumur 18 hingga 19 tahun terjadi lagi, masih dengan perasaan sama, takut! Namun akhirnya laki-laki itu terus meyakinkan bahwa tidak akan ada apa-apa. Setelah itu, karena sering melakukan hal itu, jadi ketagihan. Rasanya ingin lagi dan lagi. Hingga akhirnya seks pun menjadi bagian terpenting untuk memenuhi hasrat, nafsu yang begitu besar membuat semua terasa baik jika benar terpuaskan.” curhat M.
M mengaku, seks membikin pikirannya segar. Sebaliknya, jika tak melakukannya sehari saja, ia merasa tak tenang. Makanya, kadang ia suka bermasturbasi jika memang tak ada lawan jenis yang bisa melakukan seks dengannya.
“Pertama kali sakit, dan nikmat-nya belum seberapa, yang ke dua kalinya mulai nikmat karena rasa sakit tidak ada lagi. Untuk selanjutnya hanya kenikmatan yang terasa, jika tdak terpenuhi rasa bisa stres.”
Dari pengakuan M, sudah belasan laki-laki yang menidurinya. Ada yang bisa memuaskannya, ada yang tidak. Sebab bagi M, seks sudah menjadi kebutuhan utamanya yang harus ia penuhi, karena jika tidak terpenuhi, akan menggagalkan semua pekerjaannya.
Kecanduan Seks sama dengan gangguan seksual?
Kecanduan seks sebetulnya mengacu pada suatu kondisi seseorang yang memiliki dorongan seks yang luar biasa intens atau obsesinya yang tidak sehat terhadap seks.
Dikutip dari halodoc.com terlibat dalam perilaku seksual sendiri akan memicu produksi dopamin. Artinya, ketika seseorang berhenti melakukan hubungan seksual, mereka akan menginginkan lebih karena hal tersebut mengundang kepuasan tersendiri.